Cerita Menyapih

Pagi 26/11/2023, saat bangun tidur aku terbangun karena puting kiriku digigit dengan kencang. My son’s still asleep, bahkan nggak terbangun sama sekali dengan suara semi kagetku (lebih tepatnya istighfar tiga kali). Aku sempet scrolling hape dulu, nggak bisa tidur lagi. Aku rasa-rasain kok puting kiriku nyut-nyutan dan perih banget. Setelah aku cek, WOW, lumayan kaget juga karena aku lihat ada darah ngerembes. Yeaa, putingku berdarah. Auto nangis tapi nggak bersuara, air mata cuma ngalir.

Keluar kamar, langsung nyamperin suami yang ada di kamar sebelah. Ngadu. Nangis sesenggukan. Suami peluk dan nenangin sambil ngucapin terima kasih, tapi aku masih nangis juga. SAKIT WOOOYYYYYY!!!!! Bahkan saat aku coba menunjukkan kondisi putingku beserta rembesan darah yang ada di bra, suami nggak tega melihatnya dan buru-buru suruh tutup.

Akhirnya aku ambil langkah semprot puting kiri pake Hansaplast spray antiseptik. Puting kanan juga karena agak terasa perih. Yaa intinya kedua puting disemprot semua. Jangan tanya gimana lagi perasaanku. Amburadul.

Siangnya aku beri tahu ke anak bahwa nenennya berdarah dan sakit. Oke lah, anak mau mengerti. But, still yeaa namanya juga anak-anaaakkk, masih dibawa happy apalah-apalah.

Saat tiba waktu tidur siang, sempat nenen di payudara kanan (yang cuma terasa perih). I still could bare with it. Tapi cuma sebentar nenennya karena dia udah nggak ngantuk lagi. Anyway, sempat tidur around 30 minutes di mobil sebelumnya tanpa nenen.

Malam hari pun tiba. Sekitar jam 20.30, doi mulai ngantuk. Merengek laaah minta nenen. Aku sebenarnya kasihan tapi aku sendiri juga under the pain. Trust me, it’s really painful! Sakitnya tuh dobel-dobel tauuuuukkk!!!!!
Udah lah sakit karena digigit dan berdarah, ditambah lagi sakit karena nggak tega ngelihat anak merengek dengan tangisan yang menyedihkan.
Meledak laaahhh tangisan si kecil ini. Nangis lumayan lama sekitar 10-15 menit. Sampe sesenggukan dan kesulitan bicara. Nangisnya sambil minta dibukakan nenennya. SUMPAH, aku bener-bener nggak tega lihatnya. Tapi aku tahan-tahanin, aku sabar-sabarin. Sampai akhirnya dia berhenti nangis dan minta minum air putih.

Setelah tenang, sambil tiduran di sampingku si kecil kuberi tahu bahwa kali ini bobonya nggak nenen. Cukup dikelonin karena nenennya abis berdarah, sakit. He understood! Meski sempat agak gelisah, finally dia bisa bobo juga. I was so relieved. Tapi, percayalah, aku sempat nangis juga. My heart was broken into pieces. Patah hati karena menyapih itu nyata. Now I know.

🌹🌹🌹🌹🌹

27/11/2023 pagi menjelang siang, memasuki waktu tidur. Ngereog doooonggg. Bener-bener nangis sesenggukan hampir setengah jam. Memang bisa berakhir tenang lalu tertidur sih. Tapi tidurnya cuma bertahan satu jam. Sedih banget rasanya. Abis itu rewel karena masih ngantuk tapi nggak bisa tidur lagi. Dihibur-hibur akhirnya udah berhenti nangis walau nggak tidur.

Malamnya kembali rewel sebelum bobo. Udah kelihatan ngantuk setelah minum susu formula. Tapi minta nenen. Nggak aku kasih. Pecah dooong tangisnya saingan sama suara azan sampai iqomah. Ada kali 15 menitan yang nangis non-stop. Setelah puas nangisnya, si doi minta minum air putih. Udah tenang, nggak nangis lagi. Udah bisa dikasih tahu ini-itu, mengulang topik yang sama tentang sudah tidak bisa nenen lagi. Pada akhirnya juga bobo sendiri. Walaupun sambil gelisah gulang-guling dulu, tetep aja ending-nya bobo. Deep down inside my heart, nggak tegaaaa banget rasanya. Sediiiihhhhh rasanya. Tertekan dan stres. Semua jadi satu. Nano-nano. Hari kedua proses menyapih ini sungguh masih penuh drama.

🌹🌹🌹🌹🌹

28/11/2023 jam 10.00 pagi puji syukur yang teramat banyak kuhaturkan kepada Allah Yang Maha Pemberi Kemudahan. Tidur siang kali ini tanpa drama tangisan meski ada sediiikiiit rengekan di awal proses. Barangkali karena sudah sangat mengantuk, jadinya bobonya pun lebih gampang. Aaahh, lega juga bisa menidurkan anak tanpa tangisan. Cukup dikeloni. Nggak apa-apa deeh badan ditempelin si anak sepanjang tidur. As long as aku masih bisa scrolling/nge-game/watching movies or series, nggak apa-apa banget!

Malamnya tanpa drama sebelum tidur. Intinya kalau belum ngantuk banget, ya emang jadi gelisah. Harus sampe ngantuk banget baru bisa tidur dengan mudah. Aku bahkan sampe ikut ketiduran padahal niatnya mau binge-watching series. Kira-kira bobo dimulai pukul 21.00. Bablas banget bobonya tanpa terbangun-bangun in the middle of the night. Tapiiii, bangunnya jam 04.00 subuh! Literally pas subuh-subuh bangun dan nggak mau tidur lagi. Itu pun sempet keinget minta nenen. Untung aku tetep kekeuh untuk tidak terketuk memberikan nenen. Mantap!

🌹🌹🌹🌹🌹

29/11/2023 tidur siangnya tetep sekitar jam 09.30 walau tadi bangun pas subuh. As long as nggak rewel aja aku oke-oke sih. Tidur siang ini pun sampe 3 jam, bangun sekitar jam 12.30.

🌹🌹🌹🌹🌹

5/1/2024 jam 10.44 mulai tidur siang. Sekarang tiap mau tidur siang kudu digendong biar cepet bobonya. Kalo malem masih mending bisa langsung tiduran di kasur lalu tertidur dengan sendirinya. Tetep disyukuri karena udah bener-bener bisa lepas nenen! Udah lulus ASI! Yay!

Ternyata setiap fase kodrati seorang ibu tuh emang ada aja dramanya, ya. Untuk fase menyapih kali ini aku mengapresiasi secara khusus untuk diriku dan anakku. Kami sama-sama belajar. Ini hal yang pertama kami alami. Butuh adaptasi. Butuh proses dan nyatanya nggak mudah juga. Ada tangisan, ada peluh lelah, ada kebosanan, ada keluhan berulang, ada keengganan, ada penyangkalan, ada tawa, ada penerimaan, ada senyuman, ada candaan, ada peluk hangat, semuuuaaaaa ada! Dan, bagian terbaik dari semua ini adalah … aku hanya perlu menghadapinya. That’s it.

🌹🌹🌹🌹🌹

NB: aku baru sempat menuliskan cerita menyapih ini sekarang, 14/8/2024.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar